Apa itu Budi Pekerti? Ini Pengertian dan Penerapannya Dalam Pendidikan

 

Jakarta - Budi pekerti menjadi istilah yang sudah kita dengar sejak kecil. Umumnya, istilah ini merujuk pada nilai-nilai terhadap perilaku yang baik dan buruk.

Contoh nilai-nilai yang diajarkan sejak kecil antara lain cara menyapa orang (termasuk bersalaman dengan yang lebih tua), menghormati orang yang lebih tua, dan etika-etika lain yang berkembang di masyarakat.


Pengertian Budi Pekerti

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budi pekerti terdiri dari dua unsur kata, yaitu "budi" dan "pekerti". Kata budi didefinisikan sebagai alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Selain itu, juga dikaitkan dengan arti tabiat, akhlak, watak orang yang baik, perbuatan baik, dan kebaikan.


Sementara kata "Pekerti" didefinisikan sebagai perangai, tabiat, akhlak, watak dan perbuatan (kurang baik). Jika digabung, budi pekerti menurut KBBI, adalah tingkah laku, perangai, dan akhlak.


Dalam penerapannya, budi pekerti erat dikaitkan dengan budaya Indonesia atau secara umum sebagai budaya Timur yang memiliki bersikap sopan santun, beradab, dan menjunjung tinggi etika, sebagaimana dikutip dari buku "Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal" yang ditulis oleh Yadi Ruyadi.


Sementara menurut Ani Nur Aeni dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan Karakter untuk Mahasiswa PGSD" budi pekerti dapat dikaji dari berbagai sudut pandang, antara lain secara etimologi (asal usul kata) yang berarti penampilan diri yang berbudi.


Adapun secara leksikal (kamus) yang berarti tingkah laku, perangai, akhlak dan watak.


Pendidikan Budi Pekerti

Dalam lingkungan sekolah, juga muncul istilah pendidikan budi pekerti. Istilah ini mengacu pada upaya untuk membentuk perilaku peserta didik yang tercermin dalam kata, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja, dan hasil karya.


Terutama berdasarkan nilai, norma, dan moral luhur bangsa Indonesia melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.


Dikutip dari jurnal yang berjudul "Pendidikan dan Penanaman Budi Pekerti" oleh Nur Latifah, pendidikan budi pekerti ini juga disebut sebagai pendidikan moral, pendidikan karakter, dan pendidikan akhlak yang merupakan pendidikan nilai-nilai luhur yang berakar dari agama, adat istiadat dan budaya bangsa.


Jadi bisa dikatakan, pendidikan budi pekerti menjadi gerakan untuk menciptakan sekolah yang mampu membentuk etika, tanggung jawab, dan kepedulian peserta didik.


Hal ini diimplementasikan dengan cara pemberian contoh dan pengajaran sikap yang dapat diterima secara universal, sebagaimana dijelaskan oleh oleh Sutrisno dan Nurhadi, M. Mansur dalam jurnal yang berjudul "Implementasi Pendidikan Budi Pekerti pada Siswa".


Tujuan Pendidikan Budi Pekerti

Melalui pendidikan budi pekerti, siswa diharapkan mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai untuk mengembangkan akhlak mulia.


Selain itu, juga mampu menggunakan pengetahuan, nilai, keterampilan mata pelajaran itu untuk membangun tatanan dan iklim sosial budaya dunia persekolahan yang berwawasan dan memancarkan akhlak mulia, sebagaimana dikutip dari jurnal Kependidikan MI karya Hasnawati.


Adapun untuk mengembangkan karakter di sekolah biasanya dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai budi pekerti dalam kandungan kurikulum.


Kemudian setiap karakter akan dikembangkan sesuai individu masing-masing pada setiap mata pelajaran, yang wujudnya dapat melalui tugas-tugas, bahan kajian, simulasi dan peraturan akademik lain di sekolah.


Manfaat Pendidikan Budi Pekerti

Dikutip dari Open Science Framework, berikut manfaat pendidikan budi pekerti.


1. Mampu menyelaraskan kehidupan serta memberikan informasi dan pemahaman

2. Menciptakan generasi penerus bangsa yang bisa mencegah terbentuknya kebodohan dan tindak kejahatan

3. Mengajarkan fungsi sosial dalam masyarakat dan membentuk karakter bangsa

4. Memperbaiki cara berpikir individu

5. Meningkatkan produktivitas dan meningkatkan taraf hidup manusia.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama